Drama TV

Categories

"Alhadulillah aku ra nduwe TV"
Itulah komentar yang tiba-tiba terlontar dari teman seper-ngopian, sesaat setelah duduk mengawali kegiatan rutin pagi kami:ngopi-kegiatannya pengacara alias pengangguran banyak acara.
"Gak punya TV kok bersyukur, ada apa?" tanyaku.
"Kemarin aku iseng-iseng memperhatikan anakku yang berumur 4 tahun main dengan dua orang temannya di teras. Awalnya lucu juga liat mereka main drama-dramaan. Ada yang jadi ibu, jadi anaknya dan jadi pembantunya. Dua orang jadi ibu dan pembantu, sedangkan anakku jadi anaknya. Waktu ku amati dialognya, eh ternyata ceritanya si Ibu marah-marah sama pembantunya. Gara-garanya banyak, yang cuciannya gak bersihlah, masak gak enak, sampai si pembantu selingkuh dengan suaminya. Heran! Kok bisa anak-anak bau kencur main kayak gitu."
"Ya bisa aja. Yang ditonton tiap hari di TV aja kayak gitu", jawabku.
"Lha makanya itu, anakku cuma bisa ngowoh, bengong liat teman-temannya berakting. Apa yang mau dicontoh? TV aja gak punya. Alhadulillah aku ra nduwe TV!"
"Wah, klo gitu rencana kita patungan beli TV batal dong?" tanyaku.
"Ya gak no! Tetep beli TV. Tapi nanti ditaruh di tempatmu aja. Kalo yang udah gedhe mosok mau liat sinetron juga? Paling-paling nonton berita ato sepak bola."
"Kate siape? Liat tuh, mulai dari ujung sono ampe ujung sini, kalo habis magrib pada nonton apa?" tanyaku.
"Apa?"
"Cinta Fitri. Lalu disambung dengan Tarzan Cilik, Dewi dan ditutup dengan Kanjeng Romo."
"Lho, ente kok hapal?" Sekarang balik dia yang heran.

Telah diposkan pukul 16.26 Label . You can follow any responses to this entry through the comments feed .

0 komentar

Posting Komentar